Pemugaran Makam Peneleh: Sinergi Antara Komunitas dan Pemerintah

Makam Eropa Peneleh di Surabaya, sebuah peninggalan sejarah yang mengandung nilai-nilai kultural yang tak ternilai, akhirnya mendapatkan perhatian yang pantas melalui inisiatif pemugaran yang dilakukan oleh Komunitas Begandring Soerabaia. Melibatkan berbagai pihak termasuk TiMe Amsterdam, Pemerintah Kota Surabaya, dan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, pemugaran ini bukan hanya sekedar usaha untuk memperbaiki kondisi fisik makam, tetapi juga sebuah upaya sinergis untuk melestarikan warisan budaya yang kaya akan sejarah.

Proses pemugaran ini dimulai pada Senin, 26 Februari, dengan melakukan verifikasi terhadap objek-objek yang akan dikerjakan. Tim dari TiMe Amsterdam, bersama dengan tim pemugaran dari Begandring Soerabaia, melakukan kunjungan ke makam Peneleh untuk memulai tahap awal ini. Dalam pemugaran ini, delapan makam tokoh penting akan dikembalikan ke bentuk aslinya, termasuk makam Gubernur Jenderal Hindia Belanda Pieter Merkus dan fotografer Kurkdjian.

Didukung Pemkot Surabaya

Pemerintah Kota Surabaya juga memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan pemugaran ini dengan bersama-sama merencanakan penataan infrastuktur Makam Peneleh. Rencana ini meliputi perbaikan jalan setapak di dalam makam, penataan penerangan, pembangunan area terbuka untuk ruang kegiatan seni dan rekreasi masyarakat, serta penataan koneksi dengan kawasan sejarah lainnya di Peneleh. Departemen Arsitektur Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya juga turut serta dalam mendukung proses pemugaran ini dengan memberikan pendampingan dan tenaga.

Menariknya, model pemugaran ini merupakan yang pertama kali dilakukan di Indonesia. Biasanya, pemugaran situs bersejarah dilakukan oleh pemerintah atau swasta secara terpisah, namun kali ini adalah sinergi yang melibatkan komunitas, pemerintah, dan perguruan tinggi. Pemkot Surabaya pun mengapresiasi kontribusi Begandring dalam penyelamatan warisan budaya di Surabaya, menjadikan proyek ini sebagai dasar dan portofolio untuk kegiatan pemugaran yang lebih luas di masa mendatang.

Makam Eropa Peneleh, yang telah berdiri sejak 1 Desember 1847, merupakan satu-satunya makam Eropa terluas dan tertua di Indonesia. Dengan luas mencapai 4,5 hektare dan menyimpan 3.547 jenazah, makam ini memiliki nilai sejarah yang sangat penting. Namun, karena kurangnya perhatian selama bertahun-tahun, banyak kerusakan yang dialami akibat alam dan penjarahan.

Dengan inisiatif pemugaran ini, diharapkan Makam Eropa Peneleh dapat dipulihkan ke kejayaannya serta dijadikan sebagai contoh bagi upaya pelestarian warisan budaya di Indonesia. Upaya kolaboratif antara komunitas, pemerintah, dan perguruan tinggi menjadi kunci dalam menjaga kelestarian dan keberlanjutan warisan budaya yang berharga ini untuk generasi mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *