Terkuak Struktur Lantai di Makam Residen Surabaya, DFW Pietermaat.

Penelehhistory.com: Surabaya (26/5/24) – Pietermaat. Lengkapnya Daniel Francois Willem Pietermaat. Ia adalah pejabat Residen Surabaya, yang meresmikan pembangunan Masjid Kemayoran pada 1848 sebelum ia meninggal dunia pada 30 November 1848. Masjid Kemayoran adalah salah satu dari dua Masjid Besar di Surabaya. Menurut koran Soerabaijasch Handelsblad, yang terbit pada 1935, Masjid Kemayoran dan Masjid Ampel adalah dua Masjid Besar di Surabaya.

Masjid Kemayoran, kala itu, adalah Masjid Kabupaten Surabaya. Hingga sekarang jejak struktur kekabupatenan di sekitar Masjid Kemayoran masih teridentifikasi. Di belakang (barat) Masjid Kemayoran ada kampung Kauman. Namanya Kemayoran Kauman. Di Timur Masjid ada alun alun Surapringga (sekarang Surabaya) yang sekarang menjadi area sekolahan Tak Miriyah dan SMPN 2 Surabaya. Di Timur alun alun ada gedung Kabupaten, yang sekarang menjadi gedung Kantor Pos.

Di dalam Masjid Kemayoran, hingga sekarang, masih tertempel prasasti pendirian Masjid Kemayoran, dimana nama Daniel Franscois Willem Pietermaat terukir. Selain itu pada prasasti ada juga nama Gubernur Jenderal JJ Rochussen dan Bupati Surapringga (Surabaya) Kromojoyodirono.

Pietermaat, yang meninggal dunia pada 30 November 1848, dimakamkan di Pemakaman Eropa Peneleh yang dibuka pada 1 Desember 1847. Makam ini menjadi salah satu dari 10 makam, yang menjadi objek konservasi dalam proyek Peneleh as a Living Library, sebuah program kolaborasi antara Begandring Soerabaja (Indonesia) dan TiMe Amsterdam (Belanda).

Pada minggu pagi (26/5/24), Tim Begandring Soerabaia dan Pokdarwis Peneleh melakukan kerja bakti di Makam Pietermaat. Makam dengan ukuran luas tanah 64 meter persegi ini dibersihkan dari rumput dan tanaman liar yang tumbuh di area makam.

Secara sosial mereka bergotong royong membersihkan Makam dari semua lapisan yang selama ini menyelubungi Makam dan area Makam. Ketika sedang membersihkan sekitar Makam, ditemukan struktur lantai mengelilingi Makam dengan ketebalan lantai sekitar 20 cm. Sehingga dapat diketahui bahwa Makam Pietermaat ini terdiri dari struktur lantai, kaki dan badan Makam serta pagar besi yang mengelilingi. Istimewa.

Keistimewaan lain dari Makam ini juga bisa dilihat dari lokasi Makam. Jika dilihat dari udara, Makam Pietermaat ini berada pada pusaran (titik tengah) area Makam dan di tengah koridor jalan. Lokasi istimewa ini menunjukkan pertanda sosial status seseorang. Selain Pietermaat, ada dua lagi pejabat penting lainnya. Yaitu Makam PJB Perez dan Makam Pastor Katolik Van Den Elsen.

Struktur Makam Pietermaat
selama ini tidak ada yang tau bahwamMakam Pietermaat terdiri dari lantai, pedastal (kaki) dan badan. Dalam aksi bersih bersih Makam dari tanaman liar dan reruntuhan, ternyata di balik itu semua itu terkuburlah lantai. Penemuan ini akhirnya menyingkap keistimewaan Makam pejabat penting Keresidenan Surabaya.

Dalam aksi kerja bakti itu, selain pada bagian bawah (lantai), bersih bersih jupa dilakukan pada bagian kaki dan badan Makam. Permukaan dinding dindingnya, setelah kerja bakti, sudah terlihat bersih dan rapi. Untuk menandai bahwa Makam Pietermaat adalah salah satu dari 10 Makam dalam objek konservasi oleh Tim Gabungan Begandring Soerabaia dan TiMe Amsterdam, di area Makam ini dibuatkan pagar dari tali tambang tiang pancang kayu.

Dari hasil aksi gotong royong ini, diharapkan akan menjadi sebuah patrun untuk perlakuan Makam Makam lainnya yang termasuk dalam proyek yang didukung oleh pemerintah Kerajaan Belanda.

Kegiatan di Makam ini juga sudah dikaji oleh pihak Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI yang hasilnya akan menjadi rujukan kegiatan konservasi. Tim Begandring telah membantu membersihkan untuk mempermudah aksi konservasi lanjutan.

Melihat keindahan keragaman typollogi dan arsitektur Makam, kelak Makam Eropa Peneleh ini bisa bertransformasi menjadi Memorial Park of Peneleh, Surabaya. (nng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *